Mengembangkan Fisik Motorik Halus Anak Usia Dini Dengan Kegiatan Membuat Batik Ecoprint.

Hasil Karya Ecoprint di TK Pertiwi Klinting, Banyumas - Jawa Tengah

RadarJateng.com, Pendidikan Anak usia dini merupakan masa dimana seorang anak akanberkembangdengan pesat dan akan berpengaruh terhadap usia anak selanjutnya. Pada tahap ini sering juga disebut dengan golden age. Pada permendikbud 146 tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, tertuang bahwa anak dapat berkembang optimal apabila peranan orang dewasa, guru dan orangtua saling bersinergi untuk meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak seperti nilai agama dan moral, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional dan seni. Menurut Nofianti (2021) bahwa pada tahap usia dini,seluruh aspek perkembangan pada seorang anak akan mengalami perkembangan yang pesat. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek kognitif, fisik motorik, nilai moral dan agama, bahasa, seni serta aspek sosial dan emosional. Setelah diadakannya observasi di kelas B TK Pertiwi Klinting, adanya masalah dalam pembelajaran yaitu kurangnya kemampuan peserta didik dalam kemampuan motoric halus. Suatu kegiatan dimana dalam pelaksanaannya menggunakan otot-otot kecil dan pusat kegiatannya berada pada jemari serta pergelangan tangan yang mengandalkan koordinasi mata dan tangan disebut dengan motorik halus.

Kemampuan motorik halus anak sangat diperlukan oleh anak -anak dalam persiapan mengerjakan tugas-tugas sekolah, hampir sepanjang hari anak-anak di sekolah menggunakan kemampuan motorik halus anak untuk kegiatan akademiknya termasuk persiapan dalam menulis permulaan, mewarnai gambar, menggunting gambar dan menempelkannya dikertas, (Aulina, 2017) mengatakan bahwa motoric halus berkaitan erat dengan kecakapan kehidupan yang lebih baik kedepanya serta dapat menunjang pengembangan berbagai aspek aspek seperti kognitif, Bahasa, dan sosial. Fitriani (2018) mengartikan perkembangan motoric halus sebagai perubahan yang dialami oleh seorang anak yang melibatkan control serta ketrampilan seorang anak untuk dapat melakukan  gerakan melakukan interaksi antara kematanga otot dengan Latihan serta pengalaman.

Permasalahan tersebut terjadi karena media yang selalu digunakan oleh guru  adalah papan tulis dan spidol, dan metodenya adalah ceramah, sehingga peserta didik merasa bosan dan tidak memperhatikan guru.Salah satu aspek perkembangan yang masih perlu ditingkatkan pada peserta didik di TK Pertiwi Klinting yaitu pada motoric halus nya, pada kegiatan mengecap masih rendah. Menurut Iksan, F, dkk ( 2020 ) beberapa factor yang menyebabkan motoric halus kuraang berkembang yaitu : (1) Guru Kurang menyediakan pembelajaran yang menarik minat anak seperti mengecap dengan bahan alam karena merasa ribed ( belajar sambil bermain ) (2) Guru kurang  memotivasi anak dan  memberikan kesempatan anak untuk dapat mencoba pembelajaran yang meningkatakan ketrampilan motorik halus seperti mengecap dengan bahan alam. (3) Guru belum menguasai cara atau teknik mengecap. (Santy, A D dkk 2022) Menyatakan Faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuab fisik motoric halus anak antara lain: (1) Keterbatasan media, (2) Metode dan strategi pembelajaran yang diberikan kepada anak serta (3). Kurang variatif dan monoton sehingga anak enggan atau malas saat melakukan kegiatan.

Read More

Berdasarkan analisis situasi atau penyebab diatas yang menjadi tantangan guru untuk mencapai tujuan tersebut adalah : (1) Penggunaan media yang tepat dan menarik bagi peserta didik  yaitu  menggunakan media bahan alam yang bervariasi (warna, ukuran, bentuk), sehingga anak menjadi tertarik, senang, dan tidak bosan. (2) Menggunakan metode pembelajaran yang lebih bervariatif, sehingga peserta didik bersemangat mengikuti kegiatan menegecap.(3) Menggunakan Model Pembelajaran PjBL ( Learning Project Based )

Setelah dilakukan pembelajaran diperoleh hasil bahwa upaya meningkatkan kemampuan motoric halus peserta didik melalui kegiatan membuat batik eco print didukung model pembelajaran PjBL mengalami peningkatan. Dari jumlah 12 peserta didik, pada kondisi awal kemampuan peserta didik masih rendah, dengan hasil yang diperoleh dari kegiatan penilaian selama proses pembelajaran menunjukkan bahwa terjadi kenaikan , dari jumlah anak 12 anak mengalami kenaikan  pada kategori BSB dari 1 anak ( 8,3 %) menjadi 4 anak  (33,3 %), pada kategori BSH dari 1anak (8,3  %) menjadi  6 anak ( 50 %), dan terjadi penurunan pada kategori MB dari 8 anak ( 66,7 % ) menjadi 2 anak ( 16,7 % ) , pada kategori BB dari 2 anak ( 16,7 %) menjadi 0 anak  (0 %).

Antusias Anak Mengikuti Kegiatan Ecoprint

Teknik eco-print adalah cara pengolahan kain  putih dengan menggunakan berbagai tanaman yang dapat menghasilkan warna alami. Batik ecoprint adalah kegiatan membatik di atas kain putih dengan daun sebagai bahan dasar. Cara membatik ecoprint yakni menempelkan dedaunan ke kain putih sehingga menghasilkan motif yang menarik dengan  menggunakan kain putih dan dengan berbagai macam dedaunan. Perkembangan motorik halus anak salah satu aspek yang dikembangkan, dalam kegiatan membatik ecoprint berpengaruh terhadap perkembangan motorik halus anak dimana anak mampu menghasilkan sendiri sebuah karya dari membatik dengan teknik ecoprint dengan berbagai motif yang menarik.Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan membatik ecoprint ialah kain putih, dedaunan, plastic, batu atau kayu. Bahan alam juga aman untuk kegiatan pemelajaran peserta didik dan mudah didapatkan ( Shanty, A. D,dkk,2022)

Sebagaimana (Fatmala & Hartati, 2020) menjelaskan bahwa membatik ecoprint bermanfaat dalam melatih keseimbanagan/koordinasi antara fokus mata dengan otot tangan saat anak memegang, menekan, dan mengangkat hasil cetak batik dari kain putih. Lebih jelasnya aspek motorik yang berkembang dengan membatik ecoprintyaitu gerakan tangan saat mengambil bahan batik yang berasal dari alam seperti dedaunan, gerakan jari saat menempel, dan menekan atau memukul dengan palu kayu dedaunan yang telah ditempelkan pada kain putih. Dan oleh (Putri et al., 2021) berpendapat bahwa dengan penggunaan bahan dari alam memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat mengeksplorasi serta meningkatkan berbagai aspek kemampuan yang ada pada diri anak.Menggunakan bahan alam dalam kegiatan membatik merupakan ciri khas dari teknik ecoprint.

Dampak dari aksi terhadap Langkah Langk yang telah dilakukan adalah : (a) Peserta didik  lebih bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran,  semua aktif mengikuti kegiatan pembelajaran (b) Kegiatan pembelajaran lebih tertata karena persiapan yang dibuat guru sangat maksimal dan runtut (C) Peserta didik telah terampil dan kreatif karena media yang digiunaakan bervariatif dan menarik (d) Metode kegiatan yang bervariatif yaitu berlompok dan individu, membangun karakter peserta didik lebih ,mandiri dan mampu bekerjasama dalam tim (e) Model pembelajaran PjBL  sangat tepat karena peserta didik mampu berfikir secara kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi (f) Peserta didik mampu mengenal alat teknologi sederhana serta bahan alam yang ada di lingkungan sekitar.

Faktor keberhasilan dalam praktik pembelajaran antara lain (1) Penguasaan guru dalam Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. (2) Kemampuan guru dalam membuat media batik eco print yang menarik. (3) Kemampuan guru dalam menerapkan metode, media dan model pembelajaran.(4) Kesiapan guru dalam menyiapkan alat pendukung dan praktik pembelajaran seperti leptop speker dll. (5) Kemampuan guru dalam mengkondisikan kelas dan (6) Dukungan pihak sekolah dalam menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif.

Dengan kegiatan membuat batik ecoprint dapat meningkatkan kemampuan anak dalam perkembangan fisik motoric halus anak, dengan bimbingan orang tua ketika dirumah dan pendampingan guru disekolah. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para orang tua dan guru yang membutuhkan alternatif kegiatan untuk anak dalam mengoptimalkan perkembangan anak.

Penulis, Suprapti, S. Pd Guru TK Pertiwi Klinting, Banyumas – Jawa Tengah

Related posts