Pentingnya Menerapkan Budaya Sabar Menunggu Giliran Sebagai Pengembangan Dari Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini.

Anak - anak TK Marta'ushshibyan, Kudus - Jawa Tengah, sabar menunggu giliran saat cuci tangan.

RadarJateng.com, Pendidikan Di era globalisasi ini, pendidikan begitu penting diterapkan mulai anak berusia dini. Pendidikan dapat membantu anak mengasah kecerdasannya, bukan hanya kecerdasan kognitif atau pengetahuan saja yang perlu di asah tetapi juga kecerdasan sosial emosional anak. Menurut Hurlock perkembangan sosial merupakan perolehan kemampua n berperilaku dengan tuntutan sosial. Sosial emosional adalah kemampuan individu untuk bertingkah laku dan bersosialisasi dengan orang lain sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.

Banyak sekali contoh dari pengembangan kecerdasan sosial di antaranya yaitu budaya sabar dalam menunggu giliran (mengantri), kegiatan yang terlihat sepele tapi memiliki arti yang sangat penting. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sabar mengandung pengertian tahan menghadapi cobaan. Menunggu memiliki pengertian menantikan (sesuatu yang mesti datang atau terjadi), sedangkan kata giliran mengandung pengertian sebagai kesempatan untuk mengerjakan (menjalankan) atau menerima sesuatu.

Anakanak TK Marta’ushshibyan, Kudus – Jawa Tengah, sabar menunggu giliran saat mengambil tas.

Sabar menunggu giliran untuk pendidikan anak usia dini adalah sikap dimana anak dapat menghargai sesama teman untuk mengantri dan tidak berebutan, tidak lekas marah saat menunggu giliran. Kita tahu bahwa budaya antre sangat penting dan perlu kita ajarkan pada anak usia dini, akan tetapi manusia dewasa sendiri sering luput dan kerap lalai dalam menerapkan budaya antre dalam hidupnya dengan dalih keterdesakan waktu atau buru –buru dan yang lainnya.

Read More

Saat budaya sabar dalam menunggu giliran mulai kita terapkan sejak dini, anak akan belajar bagaimana cara bersabar dan sopan santun, serta mengajarkan bagaimana menghormati hak orang lain. Kebiasaan sabar dalam menunggu giliran tidak akan membuat anak dengan mudah memotong atau menyerobot barisan. Anak yang memotong atau menyerobot barisan akan mempunyai rasa malu  dan mengajarkan anak untuk belajar rasa malu ketika berbuat kesalahan.

Sebagai guru PAUD, sudah seharusnya kita mengajarkan budaya sabar dalam menunggu giliran sejak dini. Budaya ini dapat dimulai dari hal kecil seperti saat anak-anak sabar menunggu giliran dalam mencuci tangan, sabar menunggu giliran dalam mengambil tas dan juga sabar menunggu giliran  ketika bersalaman hendak berpamitan pulang.

Tentunya kita ingin anak tumbuh menjadi generasi yang unggul dan berkarakter, oleh sebab itu perubahan harus kita lakukan dari diri sendiri di mulai dari hal kecil. Membiasakan dan menerapkan  budaya sabar menunggu giliran dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu jalan membentuk karakter anak agar tumbuh menjadi generasi yang unggul.

Oleh, Ema Afriani,S.Pd Guru TK Marta’ushshibyan, Kudus – Jawa Tengah

Related posts