Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Media Boneka Tangan.

TK Santa Lusia Siborongborong, Kec. Siborongborong, Kab. Tapanuli Utara

RadarJateng.com, Pendidikan Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah salah satu bentuk bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan yaitu: perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik kasar dan halus), kecerdasan/kognitif (daya piker, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuia kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini (Mansur, 2013)

Salah satu kemampuan yang dikembangkan dalan pendidikan anak usia dini adalah kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari kemampuan dalam berbahasa yaitu kemampuan menyimak, kemampuan berbicara, kemampuan membaca, dan kemampuan menulis (Djamarah, 2011: ,46).  Kemampuan berbahasa anak dapat dilatih dengan cara:

  1. Mengajak anak berkomunikasi secara rutin
  2. Membacakan buku cerita yang menarik bagi anak
  3. Bercerita menggunakan media yang menarik seperti, papan flannel, media gambar, boneka tangan, dan media audio visual
  4. Mengajak anak bernyanyi bersama sehingga anak merasa senang dan gembira serta dapat mengekspresikan dirinya melalui gerakan
  5. Melakukan permainan yang menyenangkan bagi anak. Permainan dapat dilakukan secara individu dan kelompok
  6. Melakukan kegiatan bermain peran (drama) bersama dengan anak

Menyimak merupakan keterampilan berbahasa awal yang dikuasai manusia. Keterampilan menyimak sebagai dasar bagi keterampilan berbahasa lain. Pada awal kehidupan manusia lebih dulu belajar menyimak, setelah itu berbicara, kemudian membaca dan menulis. Menurut Tarigan keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis Keterampilan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan perhatian, pemahaman, apresiasi serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, seta makna komunikasi yang hendak di sampaikan oleh di pembaca melalui ujaran atau bahasa lisan

Read More

Bercerita adalah suatu aktivitas dimana menuturkan sesuatu secara lisan yang terjadi pada dirinya tentang pengelaman, perbuatan atau kejadian yang benar-benar terjadi atau hasil rekaan.  Bercerita merupakan proses kreatif anak. Menurut Permendiknas (2009 b) manfaat bercerita adalah: (1) sebagai sarana untuk menyalurkan ekspresi anak dalam kegiatan menyenangkan; (2) sebagai pendorong kreativitas, aktivitas, dan inisiatif anaka agar berpartisipasi dalam kegiatan memahami isi cerita yang dibacakan; dan (3) agar rasa rendah diri, malu, dan segan unutk tampil didepan teman atau orang lain dapat dihilangkan.

Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Media Boneka Tangan

Manfaat bercerita bagi anak:

1. Mengembangkan kemampuan berbahasa dan berbicara anak

Kata-kata baru yang didengar melalui cerita akan semakin memperkaya kosa kata dalam berbicara, sehingga secara tidak langsung kita telah mengajarkan perbendaharaan kata yang banyak kepada anak melalui cerita. Cerita juga bisa melatih dan memperkaya kemampuan berbahasa dan memahami struktur kalimat yang lebih kompleks.

2. Mengembangan emosional dan sosial anak

Bercerita atau mendongeng merupakan proses mengenalkan bentuk-bentuk  emosi dan ekspresi kepada anak, misalnya marah, sedih, gembira, kesal dan lucu. Hal ini akan memperkaya pengalaman emosinya yang akan berpengaruh terhadap pembentukan  dan perkembangan kecerdasan emosionalnya. Karena itu, ketika bercerita berikan penekanan intonasi pada bentuk emosi tertentu, dengan menunjukkan mimik atau ekspresi yang sesuai, sehingga anak mampu mengenali dan memahami bentuk-bentuk emosi tersebut.

3. Mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak

Pada saat dibacakan cerita, anak distimulasi untuk menciptakan gambaran visual di benaknya. Misalnya pada saat dibacakan cerita “kancil nyolong timun“, anak akan menggambarkan bagaimana kancil mengendap-endap  menuju kebun pak tani dan kemudian mengambil timun. Anak juga menggambarkan bagaimana pak tani kemudian muncul tiba-tiba dan memergoki si kancil sedang memakan timun, dan sebagainya. Imajinasi yang dibangun anak saat menyimak cerita memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan anak menyelesaikan masalah secara kreatif.

4. Mempererat kelekatan antara anak dan orang tua 

Saat berkisah tentu orang tua akan meluangkan waktu untuk hadir disamping anaknya menyampaikan cerita. Tentu ini bisa dijadikan sebagai sarana untuk membangun keakraban antara orang tua dan anak, terlebih lagi bagi orang tua yang pergi pagi dan pulang malam. Waktu malam untuk berkisah bisa menjadi satu waktu yang berkualitas bersama anaknya.Pengalaman mendengarkan kisah atau cerita dari orangtua akan menjadi kenangan tersendiri bagi anak. Kenangan ini akan tersimpan dalam memorinya dan akan selalu diingatnya hingga ia dewasa kelak.

5. Menanamkan pesan-pesan moral kepada anak

Dalam membuat sebuah cerita kepada anak dapat disematkan pesan-pesan moral sehingga anak dapat mulai menanamkan sikap baik dalam pikirannya yang nantinya akan menjadi bekal bagi dalam dirinya.

Pada saat becerita guru dapat menggunakan media yang menarik perhatian anak sehingga anak dapat mendengarkan dan menyimak cerita dari awal sampai akhir dengan baik. Salah satu media yang dapat digunakan adalah menggunakan media bonek tangan. Boneka tangan dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang menarik bagi anak, sebab boneka merupakan mainan yang universal. Baik anak perempuan atau anak laki-laki. Bermain bukan hanya aktifitas mengisi waktu bermain anak atau untuk bersenang-senang. Tetapi dengan bermain boneka, anak akan distimulusi untuk melatih dan mengembangkan kemampuan kerja otak dan mengasah daya imajinasi anak juga sangat efektif untuk membantu anak belajar berbahasa. Keuntungan menggunakan media boneka tangan adalah: (1) tidak banyak memakan tempat dalam pelaksanaanya, (2) tidak menuntu keterampilan yang rumit bagi pemakainya, (3) dapat mengembangkan imajinasi anak, mempertinggi keaktifan anak dan memberikan kesenangan bagi anak, (4) mengembangkan aspek bahasa

Penulis: Lidya Margaretha Limbong, S.Pd. TK Santa Lusia Siborongborong, Kec. Siborongborong, Kab. Tapanuli Utara

Related posts