Meningkatkan Kreatifitas Anak Melalui Kegiatan Bermain.

Meningkatkan Kreatifitas Anak Melalui Kegiatan Bermain di TK Berdikari, Kec. Panggung Rejo Kota Pasuruan - Jatim

RadarJateng.com, Pendidikan Bermain merupakan hak anak. Menurut (Konvensi Hak anak,1990) Bunyinya “Hak anak untuk beristirahat dan bersantai, bermain dan turut serta dalam kegitan-kegiatan rekreasi yang sesuai dengan usia anak dan untuk serta secara bebas dalam kegiatan budaya dan seni”. Melalui bermain anak-anak balita akan belajar mengenai banyak hal, melalui ini pula ketrampilan anak akan berkembang meliputi :  fisik motorik, kognitif- bahasa, serta psikososial (Tedjasaputra, 2003: Smith 1995). Kegiatan bermain dapat merangsang pengindraan, penggunaan otot-otot dan pengendalian tubuh, koordinasi penglihatan dengan gerakan,  sehingga anak memperoleh ketrampilan baru.  Dengan demikian bermain berfungsi sebagai media belajar.. Selain itu , anak usia dini (balita) belum mampu belajar secara formal, mereka tidak bisa dipaksakan duduk diam dan mempertahankan perhatiannyadalam waktu yang lama.

Proses pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan bermain yang terarah akan memberikan hasil yang optimal  terhadap perkembangan anak. Perkembangan dalam dunia pendidikan anak TK mempunyai ekses negatif, bahwa anak TK terbebani kegiatan belajar yang tidak proporsional, yang muncul sebagai dampak diberikannya kegiatan akademis (diajarkan membaca, menulis, menghitung) yang terlampau abstrak serta berlebihan pada anak TK. Misalnya, belajar mengenali, mengetahui dan menulis lambang bilangan, padahal anak belum paham apa makna bilangan tersebut, bahwa bilangan “5” mewakili objek yang jumlahnya lima. Selain itu, ada kecenderungan bahwa anak-anak ini duharuskan menerima penjelasan guru(belajar secara pasif) sehingga mereka tidak berminat, merasa bosan dan tertekan, akhirnya mogok sekolah. Sesuai perkembangan kognitifnya, kemampuan berfikir anak-anak usia Balita masih berada dalam tahap praoperasional. Mereka belajar segala sesuatu berdasarkan pengalaman langsung, melalui contoh-contoh kongkret atas dasar apa yang mereka lihat, dengar, sentuh, cium dan mereka lakukan/alami sendiri.

Kegiatan bermain sangat digemari anak-anak pada masa prasekolah dan pada umumnya sebagian besar waktu mereka digunakan untuk bermain. Bermain mempunyai manfaat besar bagi perkembangan anak, baik dalam fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial serta emosional.

Read More

1. Manfaat bermain dalam perkembangan fisik

Melalui bermain anak dapat menyalurkan energi tubuhnya yang sedang senang bergerak sehingga ia pun memperoleh kepuasan dan tidak meresa dirinya dikekang.

2. Manfaat bermain dalam perkembangan motorik

Manfaat bermain terhadap perkembangan motorik baik motorik kasar maupun halus sudah sangat jelas. Apabila kita perhatikan anak usia dua tahun bermain dengan berlari –lari kecil , maka selanjutnya anak diusia tiga tahun sudah terampil berlari. Berbeda halnya jika anak yang kurang diberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas ini, gerakan berlarinya akan terlihat canggung sekalipun usianya sudah tiga tahun.

3. Manfaat bermain dalam perkembangan kognitif

Aspek kognitif berkaitan dengan daya ingat, daya tangkap, kemampuan memahami suatu informasi, pengetahuan yang dikuasai seseorang, daya nalar, daya analisis, dan daya cipta atau kreativitas.  Pengetahuan mengenai konsep-konsep tersebut jauh lebih mudah diperoleh melalui kegiatan bermain. Sebagai contoh : memperkenalkan konsep warna bisa dilakukansambil bermain melempar bola ke dalam keranjang dan diterapkan aturan bermain bahwa bola biru dilemparkan ke keranjang biru dan seterusnya. Daya cipta dapat dikembangkan melalui bermain konstruktif (menyusun balok) membuat suatu bentuk sesuai dengan keinginan anak, atau menggambar berdasarkan imajinasi anak.

4. Manfaat bermain dalam perkembangan bahasa

Bahasa sangat penting dikuasai manusia, karena perkembangan intelektual seoarang anak terkait dengan bahasa. Bahasa membantu anak mengarahkan pikiran, menajamkan ingatan, melakukan kategorisasi, dan mempelajari hal-hal baru sehingga kemampuan berpikir anak semakin meningkat.

Anak Bermain Dengan Memanjat

5. Manfaat bermain dalam perkembangan sosial

Diusia prasekolah, anak belajar berpisah dari orang tua atau pengasuhnya. Perpisan dengan orang tua atau pengasuhnya tidak akan begitu dirasakan oleh anak apabila dilakukan dalam situasi bermain yang menyenangkan. Sebaliknya melalui bermain pula, anak semakin mahir bersosialisasi dengan orang lain dan teman-teman sebaya.

6. Manfaat bermain dalam perkembangan emosi dan kepribadian

Melalui bermain anak mendapatkan kesempatan untuk melepaskan ketegangan-ketegangan yang dialaminya mengingat banyaknya yang harus dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sekaligus anak dapat memenuhi kebutuhan dan dorongan dari dalam dirinya yang tidak mungkin terpuaskan dalam kehidupan nyata sehingga anak merasa lega.

Setiap anak dapat menjadi kreatif. Mereka mempunyai motivasi yang kuat untuk menunjukkan  gagasan-gagasan atau hasil ciptaannya, saat anak bermain bebas guru semestinya dapat menumbuhkan kepercayaan dan kemauan anak agar berani berekspresi atau menjelaskan gagasan barunya pada teman atau guru. Kreativitas merupakan kunci untuk meredam berbagai konflik yang terjadi pada anak. Guru perlu memberikan rangsangan pada anak dengan berbagai pertanyaan dan penjajagan berbagai upaya agar anak terbiasa menggunakan pemikiran kreatif dan kebebasan berekspresi.

Menurut Papalia dkk(2009b) secara garis besar kegiatan bermain pada anak usia 4-6 tahun dapat dikelompokkan kedalam tiga kateegori yaitu bermain fungsional, bermain konstruktif, dan bermain khayal/simbolik.

  1. Bermain fungsional adalah kegiatan bermain yang ditandai dengan gerakan otot yang berulang-ulang(motor play), misalnya menggelindingkan, memantulkan bola ke lantai, berlari-lari, berdiri di atas satu kaki atau melompat dengan satu kaki, mengendarai sepeda roda dua. Kegiatan bermain fungsional merupakan dasar dari kemampuan berolah raga yang ditekuni anak di kemdian hari.
  2. Bermain konstruktif adalah bermain yang lebih kompleks dibandingkan bermain fungsional.
  3. Bermain konstruktif adalah kegiatan bermain yang menggunakan objek atau bahan tertentu untuk membentuk sesuatu, misanyal : membangun rumah dari balok, menggambar, melukis, membentuk lilin mainan atau play dough.
  4. Bermain simbolik/khayal adalah bermain simbolik semakin banyak mencakup permainan mengasah kecerdasan atau melibatkan kegiatan berpikir untuk memecahkan masalah. Misalnya : menelusuri jalan (Mazes), melengkapi susunan puzzele, mengisi teka-teki( motorik halus), bergelut, berguling, mendorong, berpura-pura menjegal (motorik kasar).

Peran guru dalam kegiatan bermain bersama anak sangat diperlukan, sebab guru dapat berfungsi

memberi dukungan( supportive) serta tanggap (responsive) terhadap prilaku maupun kebutuhan anak. Sebaliknya, apabila guru cenderung mengendalikan permainan atau mengganggu kegiatan bermain yang sedang dilakukan anak maka permainan akan terhambat atau anak akan menghentikan kegiatan bermainnya karena merasa selalu dinilai dan diatur oleh orang lain.

Penulis : Kholifah, S.Pd, TK Berdikari, Kec. Panggung rejo kota Pasuruan

Related posts