Laporan Best Practice : Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melaui Project Based Learning (Pjbl) Dalam Menjahit Pola Gambar Di Kelompok A TK YPPK Kuntum Mekar Jayapura.

Menjahit Pola Gambar Di Kelompok A TK YPPK Kuntum Mekar Jayapura

RadarJateng.com, Pendidikan – PENDAHULUAN. Motorik halus merupakan suatu perkembangan untuk mengendalikan gerakan tubuh melalui gerakan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, otak dan sumsum tulang belakang. Dalam perkembangannya, motoric halus dapat terpengaruh peningkatannya dengan belajar dan berlatih (Dadan Suryana. 2016).Perkembangan motorik halus sama pentingnya dengan aspek perkembangan lainnya. Motorik halus merupakan salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan pada usia anak dini, juga menjadi titik awal untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Motorik halus adalah pengkoordinasian dalam penggunaan kelompok otot-otot kecil anak seperti jari-jemari dan tangan anak. Pada usia dini keterampilan pembelajaran motori merupakan pembelajaran penting. Oleh karena itu dimasa kanak-kanak ini anak akan lebih mudah menerima Pelajaran terutama untuk perkembangan motoriknya. Kemudian diusia dini, keberanian anak masih sangat tinggi sehingga jika motorik halus anak dilatih saat usia dini anak akan lebih mengerti serta dapat mengembangkan hal itu dikemudian hari. Oleh karena itu apapun dampak yang akan terjadi jika motorik halus anak tidak dikembangkan kini dan akan berpengaruh bagi perkembangannya dimasa depan yaitu, anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan, anak juga mengalami gangguan konsentrasi serta anak juga tidak memiliki kepercayaan yang tinggi dalam melakukan suatu kegiatan.

Dari hasil observasi permasalahan yang ditemukan dalam kelas maka terdapat beberapa anak yang belum bisa menjahit pola gambar dengan baik, alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi dikarenakan, guru yang kurang mengstimulus anak dalam mempelajari bentuk pola jahitan, serta anak yang masih ragu dalam melakukan kegiatan menjahit pola gambar. Mengeksplorasi hasil penyebab masalah dari literasi dan wawancara yaitu dengan menganalisis hasil penyebab masalah yaitu seperti, kurangnya stimulus dari guru, kurangnya bahan dan alat, guru kurang kreatif dalam menciptakan metode baru, kurangnya konsentrasi anak dalam mengerjakan pola menjahit, serta guru belum sepenuhnya memberi contoh bagaimana menjahit dengan benar. Tantangan serta akar penyebab masalah dalam hal ini yaitu, kurangnya konsentrasi anak dalam mnegerjakan pola menjahit, serta alat dan bahan yang kurang memadai.

Mencari alternatif solusi melalui jurnal yang berjudul “Mengembangkan Motorik

Read More

Halus Melalui Kegiatan Menjahit Pola Gambar Pada Anak” dan “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Menjahit Bervariasi”. Dari kedua jurnal ini didapatkan alternatif solusi yang dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam Kelompok A.

Penentuan solusi dari alternatif yang sebelumnya yaitu dengan mengembangkan motorik halus anak melalui kegiatan menjahit pola gambar. Yang Dimana bagi anak usia dini menjahit adalah memasukan benang kedalam lubang yang sudah di bentuk pada berbagai macam pola gambar sesuai tema yang ditentukan guru.

Pembahasan.

Aksi. Salah satu tujuan pembelajaran pada anak usia dini yaitu anak dapat mengembangkan motorik halusnya melalui kegiatan menjahit (STEAM) dan tujuan kegiatan yang mengikuti adalah anak dapat Menghasilkan (C5) karya seni dengan menjahit pola gambar. (STEAM) (Kognitif). Metode pembelajaran yang digunakan adalah Project Based Learning (PjBL) dengan topik kebutuhanku, sub topik pakaian.

Langkah – langkah yang dilakukan :

  1. Memanfaatkan dan membagi waktu dengan sangat baik agar semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik.
  2. Menyusun bahan ajar yang lebih menarik untuk meningkatkan minat belajar
  3. Memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk mempersiapkan rancangan pembelajaran yang menarik dalam penyusunan bahan ajar maupun penggunaan media-media.
  1. Melaksanakan pembelajaran dengan model (PjBL) yang diterapkan semua.

Bagaimana prosesnya :

  1. Penerapan metode pembelajaran yang inovatif dengan bahan ajar yang
  2. Dalam penerapan model pembelajaran yang inovatif harus sesuai dengan
  3. Didalam RPP dan pelaksanaan aksi pada PPL memuat kegiatan pendahuluan yang dilaksanakan sesuai RPP, kegiatan inti yang terdapat sintaks model pembelajaran dan kegiatan penutupnya terdapat evaluasi dan rencana tindak lanjut serta kegiatan penutup lainnya.

Strategi yang dihunakan :

  1. Penerapan model pembelajaran yang
  2. Menerapkan sintaks-sintaks pada setiap model pembelajaran (PjBL)

Siapa saja yang terlibat :

  1. Kepala Sekolah yang sudah bersedia mengizinkan dan menfasilitasi kegiatan PPG ini agar berjalan dengan baik, seperti mengizinkan untuk zoom kegiatan PPG dengan pemberian tugas kepada siswa. Selain itu Kepala Sekolah sebagai narasumber dalam wawancara latar belakang dan analisis permalahan.
  2. Teman sejawat yang sudah bersedia diwawancarai dan memberi dukungan secara
  3. Peserta didik yang sudah terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan suting PPL 1 dan PPL
  4. Yang bersedia membantu dalam kegiatan suting PPL 1 dan PPL
  5. Dosen dan Guru Pamong yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam kegiatan PPL 1 DAN PPL 2 PPG Dajab.

Tantangan yang dihadapi yaitu :

  1. Pada saat pembelajaran kegiatan menjahit pola gambar baju ada anak 4 orang anak yang kurang fokus sehingga tidak menyelesaikan jahitan pola gambar tersebut.
  2. Lubang pada pola gambar disediakan guru kekecilan seingga anak merasa kesulitan dalam memasukan tali kedalam lubang tersebut. 3. Kertas pola gambar yang digunakan kurang kuat sehingga kertas mudah robek.

Refleksi

  • Assessment for Learning
    1. Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran yang akan di gunakan yaitu pola gambar, pensil, crayon, pensil warna plastisin,tali sepatu,tali rafia,pelubang kertas,gunting,lem,jarum mencocok,kertas asturo,kertas origami,spidol. Setelah guru menyiapakan alat dan bahan kemudia guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan hari ini yaitu menjahit pola gambar baju dengan bahan-bahan yang sudah disiapkan oleh guru dengan berbagai media.
    2. Setelah anak-anak mendengarkan penjelasan guru anak-anak dipersilahkan untuk duduk dan siap untuk melaksanakan kegiatan yang sudah disiapkan oleh guru.

Kemudian selama proses pembelajaran berlangsung guru menyediakan beberapa pertanyaan pemantik seperti :

  1. Apa kegunaan pakaian ?
  2. Siapa yang membuat pakaian ?
  3. Kapan kita bisa menemukan pakaian ?
  4. Dimana kita bisa mendapatkan pakaian ?
  5. Mengapa kita harus memakai pakaian ?
  6. Bagaimana cara membuat pakaian ?

Assessment as learning

Setelah pembelajaran guru mengajak anak merefkeksi (recalling) kegiatan hari ini :

  1. Anak-anak antusias dan senang saat melakukan kegiatan mewarnai pola gambar baju,rok,sepatu karena anak-anak senang mewarnai dengan warna yang bermacam- macam.
  2. Anak senang juga saat melakukan kegiatan menjahit pola gambar baju dengan tali rafia atau tali sepatu.

Assessment of learning

Guru melakukan observasi secara langsung pada anak-anak menggunakan penilaian ceklist dan hasil karya pada kegiatan pola gambar untuk mengetahui kemampuan anak dalam pembelajaran sudah muncul/belum muncul. Dari 8 anak menunjukkan hasil penilaian sebagai berikut :

  1. 4 anak sudah muncul kemampuan dalam menjahit pola gambar baju dengan baik dan benar.
  2. 4 anak lainnya sudah muncul namun masih membutuhan pendampingan oleh

KESIMPULAN

Kesimpulan dari pembelajaran ini berhasil dengan dibuktikan sebagai berikut :

  1. Tercapainya tujuan pembelajaran
  2. Dapat meningkatkan minat belajar peserta didik
  3. Hasil belajar peserta didik meningkat
  4. Pembelajaran menjadi menarik dan menumbuhkan minat siswa untuk belajar
  5. Dapat memotivasi guru lainnya untuk menerapkan pembelajaran inovatif

DAFTAR PUSTAKA

Related posts