Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Media Busy Book.

Ibu Fatimah, S.Pd. Guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal, Brebes – Jawa Tengah

RadarJateng.com, PendidikanPendidikan merupakan salah satu upaya  yang  dapat  dilakukan  manusia untuk dapat mengembangkan kemampuan  yang  dimilikinya.  Melalui pendidikan  manusia  akan  memperoleh beberapa pengetahuan dan keterampilan-keterampilan  hidup.  Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan perlu mendapatkan    perhatian    agar    dapat berjalan  optimal,  terutama  pendidikan untuk  anak  usia  dini.  Pendidikan  Anak Usia  Dini  (PAUD)  adalah  suatu  upaya pembinaan  yang  ditujukan  kepada  anak sejak lahir sampai pada usia enam tahun yang   dilakukan   dengan   memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu perkembangan  jasmani  dan  rohani  agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki    pendidikan    lebih    lanjut (Hakim 2016) UU No. 20 Th 2003, pasal 1 ayat 14 tentang Sisdiknas). Pendidikan anak  usia  dini  penting  dilaksanakan sebab  anak  usia  0-6  tahun  berada  pada masa  peka  yaitu  masa  dimana  seluruh potensi anak dapat dikembangkan secara optimal baik dalam  aspek fisik, bahasa, kognitif,    sosial-emosional,    maupun moral-agama.

Pengertian anak usia dini menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 28 Ayat 1,disebutkan bahwa: “Anak yang disebut anak usia dini adalah mereka yang berusia antara 0 dan 6 tahun. Anak usia dini adalah anak antara usia 0 dan 6 tahun yang dicirikan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa sehingga tampak unik dalam dirinya sendiri. Masa ini disebut juga masa keemasan (golden age), dimana perkembangan dan pertumbuhan fisik jiwa berlangsung pesat”(Sisdiknas,2003).

Permendiknas  No.  58  tahun  2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini  menyebutkan  bahwa  pendidikan anak usia dini dilaksanakan melalui tiga jalur    pendidikan    yaitu    pendidikan formal, non formal dan informal. Taman kanak-   kanak   termasuk   dalam   jalur pendidikan    non    formal.    Menurut (Moerad  et  al.  2019)  masa  usia  Taman Kanak-kanak  (TK)  merupakan  masa-masa kehidupan manusia dengan rentang usia empat sampai enam tahun. Adapun menurut  (S  Watini  and  Efendy  2018) “…early  childhood  is  a  child  aged  0-8 year who are in the stage of growth and development, both physical and mental”.Oleh karena itu, pada usia 0-6 tahun anak perlu mendapatkan stimulasi yang tepat agar  seluruh  aspek  perkembangan  anak dapat  berkembang  optimal  berkembang optimal,  baik  aspek  kognitif,  bahasa, fisik-motorik,   moral   agama   maupun aspek sosial emosionalnya.

Read More

Kelima    aspek    perkembangan tersebut  tidak  dapat  dipisahkan  satu dengan    yang    lainnya.    Meskipun demikian  bahasa  memiliki  peran  yang sangat  penting  dalam  tumbuh  kembang anak    terutama    dalam    membantu seseorang    untuk    berinteraksi    dan berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengungkapkan segala keinginannya maupun ide-idenya kepada orang lain, hal ini mempengaruhi perkembangan    anak.    Bahasa    akan membantu   anak   untuk   memperoleh pengetahuan-pengetahuan    baru    dari berinteraksi dengan orang lain tersebut.

(Adijah,  Sulaeman,  and  Solihin 2019) mengelompokkan pengembangan bahasa  menjadi  dua  yaitu;  mendengar dan   berbicara,   serta   membaca   dan menulis. Kemampuan   berbahasa khususnya  kemampuan  membaca  dan menulis  pada  anak  usia  TK  tidak  sama dengan   kemampuan   membaca   dan menulis   usia   dewasa.   Kemampuan membaca  dan  menulis  anak  menurut (Arifudin et al. 2021) masih pada tahap membaca dan menulis permulaan. Pada tahap permulaan ini anak membutuhkan berbagai  stimulasi  untuk  membaca  dan menulis    permulaan,    misalnya    saja pengetahuan tentang huruf-huruf alfabet, berbagai  gambar  yang  menarik  untuk menstimulasi  anak  mengenal  simbol-simbol dan lain sebagainya.

Selanjutnya Dewi (2019) Kemampuan berbahasa anak merupakan suatu hal yang penting karena dengan bahasa tersebut anak dapat berkomunikasi dengan teman atau orang orang disekitarnya. Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang sedang tumbuh dan berkembang mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran dan perasaannya melalui bahasa dengan kata-kata yang mempuyai makna. Sehingga bahasa menjadi salah satu penggunaan dalam membaca untuk menguraikan kata dan kalimat. Membaca menjadi salah satu fungsi paling penting dalam hidup dan membaca juga dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Sehingga anak yang memperoleh keterampilan membaca sejak dini akan lebih mudah menyerap informasi dan pengetahuan pada waktu-waktu selanjutnya dalam kehidupan anak.Ulfah & Rahmah (2017) menunjukkan bahwa kegiatan membaca harus ditanamkan ke dalam diri setiap individu. Dimana dengan membaca dapat memperoleh informasi, karena seseorang tidak bisa hanya mendengar dari orang lain saja, tetapi juga harus membaca informasi tersebut agar lebih akurat dan dapat dipercaya. Sehingga membaca memberikan respon yang baik dalam membantu tumbuh kembang anak agar tercapai dengan optimal.

Menurut Pertiwi (2016) kemampuan membaca anak usia dini adalah membaca permulaan, anak dapat mengenal beberapa bunyi huruf, menggabungkan bunyi huruf menjadi suku kata dan kata sehingga muncul makna dalam kata tersebut. Menurut Rahmat & Tuti (2014) proses membaca dini dilakukan melalui pengenalan simbol-simbol atau lambang huruf. Lambang huruf tersebut dipelajari satu persatu, yang kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata. Ketika anak dapat merangkai kata, maka anak lambat laun akan mengetahui makna dari rangkaian kata dan selanjutnya mampu memahami gabungan kata menjadi kalimat sederhana.

Tahapan perkembangan kemampuan membaca dari setiap anak akan dilewati dalam kehidupannya, dan dalam pengembangannya kemampuan membaca setiap anak  akan mengalami proses perkembangan kemampuan yang berbeda-beda, hal ini hal ini berhubungan dari segi proses pembelajaran, media, strategi yang diterima oleh anak. Selain itu untuk memunculkan minat membaca pun tergantung dari anak itu sendiri. Menurut Rachmawaty (2017) kemampuan membaca permulaan berada dalam tahap pembaca perantara atau Bridging Reading Stage, dimana sebelumnya anak telah memiliki dan melewati proses tahapan perkembangan sebelumnya. Pada umumnya membaca permulaan terjadi ketika anak berusia 5-6 tahun, dimana anak memasuki lingungan sekolah yang memiliki banyak keaksaraan yang secara visual dapat mengembangakan kemampuan membaca anak yang dimulai dari melihat, membaca inisial sandi atau kode dan mencoba untuk memberikan arti kata dari bunyi yang dihasilkan atau diucapkan.

Membaca juga dapat diartikan sebagai aktivitas yang menghasilkan ilmu pengetahuan dan informasi. Kemampuan dalam membaca adalah salah satu keterampilan yang berperan dalam membantu mengembangkan ilmu pengetahuan dan juga digunakan sebagai sarana interaksi kepada orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjadikan anak mampu membaca dengan baik yang harus dilakukan oleh orang tua dan guru salah satunya adalah memilih media yang tepat dalam mengajarkan membaca. Menurut Wahyudin (2017) untuk menjadikan anak mampu membaca dengan baik yang harus dilakukan oleh orang tua dan guru salah satunya adalah memilih media yang tepat dalam mengajarkan membaca. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Antusias AnakAnak Membaca Buku di TK Aisyiyah Bustanul Athfal, Brebes – Jawa Tengah

Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam mengembangkan kemampuan membaca anak yaitu menggunakan metode dan media yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Penggunaan media menjadi salah satu menunjang dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga dengan adanya media dapat mempermudah dalam proses pembelajaran dan pembelajaran akan menjadi lebih efektif dengan adanya bantuan dari media.Kurnia (2017) menyatakan media merupakan alat bantu yang berguna bagi pendidik dalam membantu tugas kependidikannya yang secara umum, media berfungsi dalam mengarahkan murid untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar tergantung berdasarkan adanya interaksi murid dengan media. Arief (2012:7) mengatakan bahwa media berfungsi sebagai penyaluran berita dari pengirim menuju si penerima berita. Dengan demikian media pembelajaran mempunya fungsi sebagai alat bantu dalam merangsang pikiran serta perhatian yang terpusat terhadap media, sehingga proses pembelajaran terjadi.Sehingga dengan penggunaan media yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, tentunya akan mempertinggi hasil belajar. Dalam merancang suatu media pembelajaran bagi anak usia dini haruslah mencakup hal-hal yang berkaitan dengan  karakteristik  seorang  anak  yaitu  suatu  hal  yang  menyenangkan  seperti  permainan,  artinya  suatu  media haruslah  memiliki  makna  belajar  sambil  bermain(Khadijah,  2017). Maka dari itu media busy book menjadi salah satu pemilihan yang digunakan dalam melatih keterampilan membaca pada anak.

Media busy book adalah salah satu media yang berbentuk seperti lembaran buku tulis yang bahan utama pembuatan media tersebut adalah dari kain flanel maupun kain perca. Setiap halaman dari buku tersebut terdapat berbagai aktivitas yang disertai dengan warna-warni yang menarik bagi anak sehinnga dapat membantu merangsang perkembangan pada anak. Media busy book ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengembangkan kemampuan anak dalam membaca. Menurut Annisa, Agustin, & Eliyawati (2018) busy book adalah pengembangan dari buku edukatif.

Ciri khas media busy book yaitu bahan utama pembuatannya menggunakan kain flanel dan berisi aktivitas  yang  dapat  dilakukan  oleh  anak.  Menurut Rahmadani et  al(2021) bahwa busy  boo kberasal dari kata “busy” dan kata “book”, sehingga busy book mengacu pada buku yang membuat anak-anak sibuk dengan kegiatan yang dirancang untuk menstimulasi dan melatih proses tumbuh kembang anak. Setiap halaman pada media ini terdapat aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Media busy book memiliki keunggulan menurut Juliana dalam Nurwahyuni (2021) sebagai berikut:1.Busy book dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa, dapat dibuat sendiri dan diatur oleh guru,  dapat  dipersiapkan  sebelumnya,  dapat  digunakan  berulang  kali,  serta  menghemat waktu dan tenaga. 2.Media busy bookdapat digunakan dengan berbagai cara seperti dipadukan dengan media yang lainnya.

Penggunaan media busy book dapat membantu menstimulasi kemampuan membaca anak, karena didalam media tersebut memuat materi yang akan dikenalkan pada anak seperti dalam merangkai huruf menjadi kata, merangkai kata menjadi kalimat.

Terdapat beberapa keutamaan dan fungsi dari media busy book diantaranya yaitu:

  • Materi yang disajikan lebih mudah  dan  efisien  karena  sudah  ada dan tersaji  di  dalam         lembar  busy  book,
  • Dalam proses penilaian juga terbilang mudah karena pendidik secara langsung dapat melihat apa yang anak kerjakan,
  • Anak akan melakukan aktivitas sesuai apa yang diminta oleh materi busy book tersebut sehingga akan muncul rasa keingintahuan yang tinggi dalam  proses  pembelajaran,
  • Dari segi  bahan  dalam  pembuatan busy  book terbilang  awet  karena menggunakan kain flanel yang tidak mudah robek dan rusak jika terkena air,
  • Pembelajaran lebih menyenangkan dikarenakan materi disajikan dengan banyak aktivitas dan dipenuhi warna-warna yang bervariasi (Putri, Fikriyah, & Wahyuningsih, 2020).

Selanjutnya menurut Prakarsi, Kasrono & Dewi (2020) media busy book dalam penggunaanya dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan selama proses pembelajaran bagi peserta didik karena media busy book adalah bentuk media baru yang kreatif serta inovatif dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh anak. Dikatakan media ini mampu menstimulasi kemampuan membaca anak karena dilihat dari bentuk media nya yang kreatif dan media tersebut merupakan media pembelajaran baru bagi anak. Isi dari media tersebut dapat disesuaikan sesuai dengan apa yang akan kita ajarkan kepada anak, misalnya mengenali huruf depan kata-kata yang dikenali. Guru tinggal menyesuakan dengan pembelajaran yang akan diajarkan kepada anak. Sehingga guru akan lebih mudah mengisi media tersebut dengan memberi gambar maupun warna yang menarik perhatian anak untuk menstimulasi kemampuan membaca pada anak. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Ratnanningsih (2019) media busy book adalah media interaktif yang dapat menarik perhatian anak, membuat anak lebih aktif, dan menjadikan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Kaitan media busy book dengan kemampuan membaca anak karena media ini dapat menarik perhatian anak untuk belajar. Media busy book dapat menarik perhatian anak, anak akan termotivasi untuk belajar, sehingga dapat menstimulasi kemampuan membaca anak.

Penulis, Fatimah, S.Pd. Guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal, Brebes – Jawa Tengah

Related posts