Pemanfaatan Kebun Sayur Sebagai Sumber Belajar Anak Usia Dini.

Pemamfaatan Kebun Sayur di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 5 Batam – Kepulauan Riau

RadarJateng.com, Pendidikan Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai hal sedang mengalami  masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan padanya untuk mengetahui dan memahami  pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

Filosofis pendidikan yang berbasis lingkungan alam sebenarnya telah digagas pertama kali oleh Jan Lightghart pada tahub 1859, Tokoh  ini menyajikan suatu bentuk model Pendidikan yang dikenal dengan pengajaran barang sesungguhnya. Ide dasarnya adalah mengajak anak  dalam suasana sesungguhnya  melalui belajar  pada lingkungan alam sekitar yang nyata. Menurut Jan Lightghart , sumber utama bentuk pembelajaran ini  adalah lingkungan sekitar anak. Melalui bentuk pembelajaran ini akan tumbuh keaktifan anak dalam mengamati,  menyelidiki serta menarik perhatian spontan  anak sehingga anak memiliki pemahaman dan kekayaan pengetahuan yang bersumber dari lingkungannya sendiri. Bahan pembelajaran yang ada pada lingkungan sekitar anak akan mudah diingat, dilihat dan dipraktekkan sehingga kegiatan pembelajran berfungsi secara optimal dan praktis.

Read More

Menurut Rousseau, pendidikan  naturalisme romantic,  mengembangkan konsep pendidikan yang dilakukan secara naturalistik atau alami yaitu:

  1. Pendidkan harus mengembangkan kemampuan-kemampuan alami atau bakat/pembawaan anak.
  2. Pendidikan yang berlangsung dalam alam
Antusias AnakAnak Belajar Sayur di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 5 Batam – Kepulauan Riau

Sesuai  dengan pandangan di atas, maka pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada anak belajar melalui proses eksplorasi dan discovery. Salah satu strategi pembelajaran adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan menarik minat anak.Istilah media berasal dari Bahasa Latin yaitu medius yang berarti Tengah, perantara atau pengantar. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat grafis, photografi atau elektronik  untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Secara umum media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Sedangkan media pembelajaran adalah segala sarana dan alat media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Latuheru media pembelajaran berguna menarik minat anak terhadap materi pembelajaran yang disajikan. Hal ini juga berguna untuk meningkatkan pengertian anak didik terhadap materi yang disajikan,  media pembelajaran penting diterapkan pada saat belajar mengajar untuk meningkatkan semangat belajar anak.

Salah satu bentuk media pembelajaran adalah pemamfaatan sumber belajar  dari lingkungan sekitar dengan karya wisata. Tk Aisyiyah Bustanul Athfal 5 Batam  mengunjungi Kebun Sayur di Barelang, Hal ini dilakukan agar anak-anak dapat secara langsung melihat, mengamati kebun sayur secara langsung. Pada kegiatan pembelajaran ini anak-anak dapat mempraktekkan cara menanam, menyiram serta memanen sayur, serta anak-anak dapat membawa pulang sayur yang sudah dipanennya. Adapun jenis sayur yang ada di kebun sayur itu ada, sawi, kangkung, bayam, kacang panjang dan daun singkong.

Kegiatan ini dapat terlaksana karena sudah dirancang jauh-jauh hari dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Menentukan kebun sayur yang menjadi tujuan.
  2. Melakukan survey ke kebun sayur
  3. Menetapkan biaya
  4. Menunjuk panitia kunjungan
  5. Menyiapkan akomodasi dan konsumsi

Dengan perencanaan yang matang kegiatan pembelajaran ini berhasil dengan baik, terutama anak-anak merasa senang dan setelah mendapatkan penjelasan dari guru  mereka akan suka mengkonsumsi sayur-sayuran. Hal ini terbukti keesokkan harinya mereka membawa bekal sayur yang dipanen kemaren.

Penulis, Zurnita, S. Pd Guru Tk Aisyiyah Bustanul Athfal 5 Batam- Kepulauan Riau

Related posts