Menanamkan Kejujuran Pada Anak Usia Dini Melalui Media Bercerita Lingkunganku.

Menanamkan Kejujuran Pada Anak Usia Dini Melalui Media Bercerita Lingkunganku di TK Raudlatul Jannah, Waru- Sidoarjo - Jawa Timur

Radarjateng.com, Pendidikan Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak dari usia 0-6 tahun, yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki bekal dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Anak adalah sebuah titipan terindah dari Allah SWT kepada hamba-Nya. Sebagai titipan, orang tua berperan penting dalam menjaga dan mendidiknya sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan at-Tirmidzi dari Jabir bin Samurah,

“Rasulullah SAW bersabda, ‘Mengajarkan adab pada anak itu sungguh lebih baik bagi seseorang daripada bersedekah satu sha’ (makanan)’.” (HR Tirmidzi) 

Read More

Maka dari itu, membentuk akhlak seorang anak sangatlah dianjurkan sesuai dengan syariat agama. Sebagai pendidik, hendaknya kita bisa menanamkan akhlak mulia kepada anak-anak sejak dini agar nantinya mereka menjadi insan unggul dalam kehidupan. Pendidikan yang dimulai sejak dini akan berbeda, karena dengan pendidikan atau pembiasaan akan lebih meransang otak anak untuk menerima pendidikan-pendidikan selanjutnya. Melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal atau diakui masyarakat. Hendaknya pendidikan juga memperhatikan lingkungan disekitarnya, sehingga tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Setiap anak membutuhkan ransangan pendidikan untuk mengoptimalkan potensinya. Melalui pendidikan anak juga diperkenalkan dengan lingkungannya agar dia dapat menyesuaikan diri di lingkungannya. (Mukhtar Latif, dkk, 2013, )

Bentuk kerja sama dengan orangtua dan orang dewasa ini sangat penting dilakukan dalam rangka membiasakan anak memiliki adab mulia dimanapun dan kapanpun dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui enam aspek perkembangan yang meliputi aspek moral dan agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, seni, dan sosial-emosional. Maka dari itu, pendidik dituntut kreatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Kemampuan literasi adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang. Literasi adalah proses membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, melihat dan berpendapat (Kuder & Hasit, 2002).

Era literasi,memang sudah ada dari dulu sejak zaman pra-sejarah, bahkan sudah hadir sejak zaman Nabi Adam yang hidup selama 930 tahun Dalam surah Al-Baqarah (2):31, telah dijelaskan Adam dididik langsung oleh Allah SWT dengan baca tulis.

“Dan (Allah) mengajarkan kepada adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian, mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman: “sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar.” (Q.S, Al-Baqarah ayat 31).

Menanamkan Kejujuran Pada Anak Usia Dini Melalui Media Bercerita Lingkunganku di TK Raudlatul Jannah, Waru- Sidoarjo – Jawa Timur

Dari penjelasan di atas, Nabi Adam dikenalkan dengan nama-nama makhluk selain dirinya sendiri. Di sini, Literasi sebenarnya sudah dimulai dan di situlah sejarah dan episode literasi mulai diputar.

Berdasarkan Observasi yang dilakukan pada anak kelompok B di TK Raudlatul Jannah, 50 % anak  belum menerapkan kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, akan tetapi anak sudah mampu membedakan perbuatan baik dan buruk sehingga dalam menjawab pertanyaan sering tidak jujur untuk mendapatkan pujian. Misalnya, siapa hari ini yang sudah membantu orang tua? Semua menjawab “saya”. Namun, setelah mendengar cerita dan penjelasan tentang Allah Maha Mengawasi, Allah Maha Melihat, Allah Maha Mendengar, anak terbiasa jujur.

Setelah membaca buku dialog keimanan dan diterapkan di kelas dan dikuatkan dengan anak menyimak dan menceritakan kembali cerita yang telah didengar tentang Pengawasan Allah, anak terbiasa berbuat baik saat di sekolah.

Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan pembelajaran tentang Allah Maha Mengawasi  dan kemampuan literasi. Agar pembelajaran tetap menyenangkan dan tidak membosankan, maka perlu adanya media yang digunakan. Media dibuat dengan berbagai bentuk dan warna untuk menumbuhkan ketertarikan anak. Media tidak harus membeli, tapi kita bisa membuat dari barang bekas disekitar kita. Dengan media Buku cerita lingkunganku(Beciku)  anak dapat berkata jujur dan mampu untuk menceritakan cerita kembali. Dan Alhamdulillah dengan adanya media tersebut ada peningkatan sebanyak 30 %. Jadi di kelompok TK B ada 80% anak yang sudah berkata jujur dan mampu untuk menceritakan kembali.  ( By : Wara Rina Wahyuni, S.E, S.Pd Guru TK Raudlatul Jannah, Waru- Sidoarjo – Jawa Timur)

Related posts