Memperkenalkan Pertanian Organik Kepada Peserta Didik .

Rakhmat Fauzi, S.P Guru SMPN 3 Mambi, Kab. Mamasa, Sulawesi Barat

RadarJateng.com, Pendidikan Hari ini tepat 62 tahun yang lalu, presiden Soekarno menetapkan UU nomor 5 tentang peraturan dasar pokok agraria, lumayan tua berbanding dengn harapannya yang besar dan melihat kenyataan menghadirkan kondisi yang berbeda, profesi petani hari ini sangat termarginalkan, hak dasar kepemilikan lahan masih tumpang tindih dengan berbagi permasalahan lahan. sebagai Negara bahari dan agraris, nenek moyang kita tidak jauh dari profesi nelayan dan bertani, dan lihatlah kini harga solar semakin mencekik nelayan dan dunia petani tidak jauh berbeda dengan harga pupuknya.disaat yang lain pula Profesi petani semakin dirasa ketinggalan, berbau kebodohan, dan lekat dengan aura kemiskinan justru ketika lahan pertanian semakin menyempit dan mulut yang butuh suapan makanan semakin bertambah tiap hari.

Sebagai seorang pendidik yang diembankan mengajarkan anak didik akan dunia pertanian, Pengenalan dunia pertanian secara umum dan petanian organik secara khusus tentunya kepada saya anggap bukan pekerjaan mudah disaat serangan entertainmen teknologi semakin beringas, perkenalan disini dalam artian membangun kesadaran kolektif dalam lingkup pribadi siswa hingga lingkungan masyarakat untuk nantinya membuka peluang berkarier secara profesional bidang “pertanian”. Yang hampir bagi sebahagian besar kita bertani itu sendiri adalah profesi nenek moyang hingga orang tua sendiri,

: Memperkenalkan Pertanian Organik Kepada Peserta Didik di SMPN 3 Mambi, Kab. Mamasa, Sulawesi Barat

Bisa dilihatr dari data BPS yang mencatat pada Agustus 2019, penduduk yang bekerja pada sektor ini turun menjadi 34,58 juta orang atau hanya 27,33% dari total lapangan kerja utama. Jika dibandingkan dengan Agustus 2018 yang angkanya masih 35,70 juta orang, angka tersebut turun menjadi 1,12 juta orang (1,46%) dalam setahun. Kemiskinan disini bisa diartiakn selain jumlah petani dan lahan yang semakin tidak proporsional, juga pemanfaatan teknologi dan peran pemerintah dalam mendukung petani dalam peniongkatan kesejahteraan yang semakin dipertanyakan. Istilahnya ada asap karena tentunya ada api, bila dunia pertanian yang tanda kutip “wong deso” sejalan dengan tingkat kesejahteraan, tentunya itu tidak akan menjadi masalah, tapi memang harga komodits pertanian yang akhir akhir ini jatuh serta ditambah juga banyaknya penyakit tanaman yang semakin menggila dan efeknya konsekuensi itu semua semakin menurunkan minat siswa untuk bercita cita menekuni dunia pertanian kedepan.

Read More

Kesadaran manusia indonesia dimulai dari anak anak mereka, walau dengan gempuran teknologi sedikit banyak mempengaruhi pola pikir manusia abad 21 kini, namun selama manusia masih membutuhkan makanan, dan negara dalam lingkup keindonesiaan masih membutuhkan citra sebagai Negara agraris yang berdiri diatas lahan tropis yang subur. akan menjadi ironi dan memalukan citra bangsa kita yang belum maju dalam dunia IT, masih jauh dari dunia industry namun menjadi pengimpor gahan pertanian yang handal. Kita bagaikan tikus yang kurus kering dalam lumbung padi.. masih kurus tentunya, puji tuhan belum wafat. Padahal dunia pertanian mestinya makin cerah utamanya kaum berpunya yang makin melirik budaya hidup sehat melalui pertanian organik. Negara maju makin melirik makanan sehat non kimia

Anak -anak di SMPN 3 Mambi, Kab. Mamasa, Sulawesi Barat Sangat Antusias Mengenal Pertanian

Pertanian organik tidak hanya sebatas meniadakan penggunaan bahan sintetis, tetapi juga pemanfaatan sumber-sumberdaya alam secara berkelanjutan, Pola hidup sehat yang akrab lingkungan telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis, dan hormon tumbuh dalam budi daya pertanian. Pola hidup sehat ini mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi.

Pertanian organik merupakan pertanian yang berkelanjutan karena ikut melestarikan lingkungan dan memberikan keuntungan pada pembangunan pertanian. Pendekatan budidaya pertanian secara berkelanjutan yang ramah lingkungan juga menjadi pertimbangan dalam praktek budidaya pertanian dewasa ini. Pertanian organik merupakan salah satu terobosan untuk mewujudkan produk pertanian yang sehat. Pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang ramah atau akrab dengan lingkungan dengan cara berusaha meminimalkan dampak negatif bagi alam sekitar dengan ciri utama pertanian organik yaitu menggunakan varietas lokal, pupuk, dan pestisida organik dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan

Sebagai seorang pendidik, pilihan memperkenalkan dunia pertanian murni kepada peserta didik “agak” tertutup sejak diperkenalkannya k13 secara luas pada hampir seluruh satuan pendidikan, maka pertanian kepada siswa hanya bersinggungan dimapel prakarya dikarenakan masih adanya salah satu aspek yaitu aspek budidaya, walaupun sebenarya  masing masing satuan pendidikan dapat untuk dilapangan dapat menyesuaikan materi yang akan dia bawakan dengan kearifan lokal apa apa saja hal yang terdapat disekitar lingkungan masyarat sekolah

Memperkenalkan Pertanian Organik Kepada Peserta Didik

Pengenalan dunia pertanian dan pertanian organik disini dalan dua hal berbeda namun tetap dalam satu tujuan yang berkesinambungan, pertanian organik sebagai pencetus dunia sehat adalah langkah strategis jangka panjang dalam mempertahankan kesuburan tanah, menghindari penyakit sekaligus membangun kesadaran ekologis manusia dan alam sekitar..

tanaman yang dikelola secara organik biasanya lebih tahan hama penyakit. Hal itu terkait dengan kesuburan tanaman yang tumbuh di tanah yang sehat.“Kalau tanah subur maka tanaman akan jauh lebih bagus tumbuhnya. Tanaman lebih akan tahan hama. Kalau tanah itu menjadi subur karena penambahan bahan organik, Sebaliknya, jika tanah mengandung banyak bahan sintetik maka mikroorganisme dalam tanah tidak berkembang. Padahal mikroorganisme berfungsi penting menjaga keseimbangan ekosistem.

Melalui berbagai perkenalan pertanian organik sebagai pertanian berkelanjutan diharapkan kesadaran siswa dimasa mendaatang sebagai generasi penerus terbangun kesadaran berpikir tentang pentingnya pertanian organis serta berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapinya dapat terus ditingkatkan sehingga merangsang keterlibatan yang lebih aktif dimasa mendatang. Masa depan bertani sangat masih cerah dan mencerahkan.

Selamat Hari Tani Nasional

Penulis : Rakhmat Fauzi, S.P, SMPN 3 Mambi, Kab. Mamasa, Sulawesi Barat

Related posts