Alat Peraga Papan Bangun Datar Dan Papan Pengurangan Kelas 1 SD Negeri Bener 4 Sragen Dapat Menjadi Inovasi Pembelajaran Yang Mempermudah Siswa Belajar Matematika.

Ibu Sri Nurwati, S.Pd, SD Guru SD Negeri Bener 4, Sragen – Jawa Tengah

RadarJateng.com, Pendidikan Media pembelajaran merupakan suatu instrumen atau sarana untuk memudahkan siswa dalam belajar. Sebagian siswa sering menganggap pembelajaran Matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Pembelajaran Matematika salah satunya di sekolah dasar masih bersifat abstrak sehingga diperlukannya media pembelajaran untuk memanipulasi konsep yang abstrak  menjadi konkret.

Media pembelajaran memudahkan siswa untuk belajar salah satunya pada pembelajaran Matematika. Tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran Matematika yaitu guru harus mampu dalam menanamkan konsep awal pada siswa. Khususnya bagi siswa kelas 1 SD, pada pembelajaran Matematika biasanya harus dihubungkan dengan lingkungan sekitar atau dengan benda-benda konkret.

Siswa kurang antusias atau semangat dalam proses pembelajaran, siswa merasa kurang memahami materi pembelajaran tanpa menggunakan media. Dimana media pembelajaran merupakan salah satu alternatif agar siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran serta siswa akan merasa senang dan semangat dalam belajar. Selain membantu siswa untuk proses belajar, media pembelajaran juga membantu serta mempermudah guru dalam menyampaikan materi.

Read More

Media pembelajaran sangat mempengaruhi efektifitas belajar serta memberikan suatu pengalaman baru bagi siswa. Melalui media siswa akan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan efektif. Dalam penerapan media pembelajaran adanya timbal balik atau respon yang baik dari siswa sehingga mampu membangkitkan gairah belajar.

Alat Peraga Papan Bangun Datar 

Belajar bangun datar melalui media “Papan Bangun Datar dan Papan Bangun Datar ” siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk bangun datar, siswa mampu membedakan bangun datar segitiga, segiempat, dan lingkaran, siswa mampu mengelompokan gambar sesuai bentuk bagun datar, siswa juga dapat menghitung pengurangan dengan stik yang ada pada papan pengurangan.

Siswa juga mampu mengamati dan menyebutkan benda di dalam kelas yang sesuai dengan bangun datar, seperti menyebutkan papan tulis berbentuk persegi panjang, jam dinding berbentuk lingkaran dan sebagainya. Setelah siswa mamahami apa itu bangun datar, siswa kemudian diberi soal yaitu menghubungkan benda yang sama bentuk dan memberikan warna pada gambar bangun datar seperti berilah warna merah untuk segitiga, warna biru untuk segiempat dan warna hijau untuk lingkaran.

Masalah yang sering muncul, siswa belum paham tentang konsep bangun datar, ketika diberikan pembelajaran dengan menggunakan gambar seperti yang biasa diterangkan oleh guru sebagian siswa merasa bingung. Belajar matematika harus dilakukan secara bertahap, berurutan sesuai tingkat perkembangan berfikir siswa dan berkelanjutan berdasarkan pada pengalaman yang lalu . Berdasarkan hal tersebut, dapat terlihat betapa pentingnya pemahaman konsep matematika. Konsep merupakan unsur terkecil dan mendasar dari proses berfikir. Belajar matematika tidak lain adalah belajar konsep dan struktur matematika maka dibutuhkan media papan tempel bangun datar dengan harapan menjadi media yang menarik dan lebih mudah dipahami siswa. Alasan membuat papan tempel bangun datar dikarenakan siswa kelas I  SD cenderung masih suka bermain dan melihat hal-hal yang menarik bagi mereka.

Penggunaan media “Papan Bangun Datar dan Papan Pengurangan” sangat mudah yaitu: guru membagi siswa dalam beberapa kelompok setiap anggota kelompok memilih gambar yang sudah disediakan. Kemudian, setiap satu kelompok maju kedepan kelas dan mengelompokkan gambar sesuai dengan bentuk bangun datar. Sedangkan untuk papan pengurangan siswa dapat menghitung soal pengurangan dengan stik yang ada pada papan pengurangan. Proses penerapan media “Papan Bangun Datar dan Papan Pengurangan” pada mata pelajaran Matematika kelas I SD berjalan lancar dan siswa berpartisifasi aktif.

Penulis, Sri Nurwati, S.Pd, SD Guru SD Negeri Bener 4, Sragen – Jawa Tengah

Related posts