Kelurahan Jangli Juara Pertama Lomba Masak Nasi Goreng Ala Mbak Ita.

pemenang lomba nasi goreng khas mbak ita

Radarjateng.com,SEMARANG – Final Lomba masak nasi goreng ala Mbak Ita di Kota Semarang, Jawa Tengah telah memasuki babak final, Sabtu (26/8/2023). Sedikitnya ada 177 kelompok dari tiap kelurahan di Kota Semarang yang memperebutkan hadiah hingga ratusan juta rupiah dalam lomba ini. Final lomba masak nasi goreng ala Mbak Ita ini digelar di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang.

Kemeriahan semakin terasa dengan hadirnya Ketua DPR RI, Puan Maharani yang juga didampingi Kepala LKPP RI, Hendrar Prihadi, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dan Ketua TP PKK Kota Semarang, Alwin Basri.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPR RI Puan Maharani mengapresiasi Pemerintah Kota Semarang yang sukses mengumpulkan ibu-ibu RT untuk peduli pada gizi yang seimbang.

“Acara ini menurut saya sangat baik, saya apresiasi karena berkumpulnya ibu-ibu dari setiap RT dengan suasana gembira. Kemudian membuat masakan khas Indonesia dengan gizinya, ini contoh yang sangat baik dan saya apresiasi dari kota Semarang,” ujar Mbak Puan.

Puan Maharani pun berharap kegiatan-kegiatan seperti lomba nasi goreng khas Mbak Ita bisa dilanjutkan dengan inovasi-inovasi baru lainnya.

“Mungkin akan ada kegiatan-kegiatan seperti ini untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama di kota Semarang. Kita guyub, aman, dan adem ayem. Saya rasa masyarakatnya juga merasa bahagia,” tutupnya.

Sementara Walikota Semarang yang akrab disapa Mbak Ita, mengatakan lomba yang diperuntukkan untuk menyambut HUT ke-78 RI tersebut berjalan lancar dan ramai.

“Hari ini final lomba masak nasi goreng yang dari penyisihannya tingkat kelurahan. Dari kelurahan pun, luar biasa sudah ramai sekali, dan video yang masuk saja seluruh RT masuk semuanya,” ujar Mbak Ita.

Dirinya berharap, kedepannya Ibu-Ibu di kota Semarang tidak hanya sekedar memasak tetapi juga harus memperhitungkan nilai gizi setiap masakan.

Dirinya juga mengungkapkan alasan mengapa lomba nasi goreng dipilih mengingat sederhana dan hampir semua orang suka.

“Harapan kita semua, ibu-ibu ataupun perempuan ini bergerak dengan mulai senang lagi memasak. Dalam arti bukan masak-masak yang asal masak, tetapi ibu-ibu juga memperhitungkan nilai gizinya. Kalau kita bilang ini isi piringku, jadi ada karbohidrat, ada protein, ada vitamin dan sebagainya. Dan kita masak nasi goreng karena ini universal dan semua suka nasi goreng,” tuturnya.

“Yang kedua ini keguyuban, saya dengar ibu-ibu yang tadinya gak kenal, gara-gara nasi goreng mereka jadi kenal. Sampai sekarang pun, meski kalah, mereka masih punya grup Whats App dan sebagainya,” imbuhnya.

Lomba nasi goreng khas Mbak Ita sendiri memang diperuntukkan untuk turut memeriahkan HUT kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia.

Tetapi lebih dari itu, Mbak Ita juga ingin mengkampanyekan tentang hidup sehat, gizi seimbang, pencegahan stunting, ketahanan pangan dan urban farming sebagai salah satu fokus dari pemerintahannya.

Dalam lomba antar RT tersebut tidak hanya dimeriahkan dengan lomba memasak nasi goreng, tetapi juga terdapat lomba Yel-Yel serta video lomba.

Untuk lomba nasi goreng ala Mbak Ita juara pertama diraih oleh Kelurahan Jangli, Kecamatan Tembalang disusul Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang sebagai juara ke dua dan juara ke tiga diraih oleh Kelurahan Mugas Sari, Kecamatan Semarang Selatan.

Sementara untuk lomba yel-yel juara satu diraih oleh Kelurahan Sumurejo, Kecamatan Gunungpati, kemudian juara dua diraih oleh Kelurahan Lamper Lor, Kecamatan Semarang Selatan dan Kelurahan Pedurungan Lor berhasil merebut juara ke tiga.

 

Related posts