Melawan Bullying di Ranah Pendidikan.

Bp. Angger Tri Ardianto, S.Pd. Guru SD Negeri Sumowono, Kec. Sumowono Kab. Semarang – Jawa Tengah

RadarJateng.com, Pendidikan Kasus bullying sering muncul mulai dari lingkungan rumah, masyarakat dan juga sekolah Bullying berasal dari Bahasa Inggris yang berarti penggertak atau orang yang menggangu orang yang lebih lemah. Dalam Bahasa Indonesia memiliki arti perundungan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang melawan bullying di ranah pendidikan.

Dampak bullying bagi korban :

  1. Memicu depresi yang menyebabkan stres berat hingga korban tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
  2. Memicu tingkat berpikir korban yang berpengaruh pada menurunnya kemampuan berpikir anak.
  3. Perilaku menjadi pasif dan lebih memilih untuk mengasingkan diri.

Dampak bullying pada pelaku

Read More
  1. Pelaku cenderung memiliki sifat arogan yang menyukai kekerasan.
  2. Pelaku memiliki sikap intoleran terhadap orang lain.
  3. Timbulnya sikap yang terlalu percaya diri sehingga selalu membatasi orang lain.
Suasana KBM di SD Negeri Sumowono, Kec. Sumowono Kab. Semarang-Jawa Tengah

Jenis intimidasi

  1. Bullying verbal, Perundungan secara verbal merupakan perundungan yang sering terjadi. Salah satu contoh dari bullying verbal adalah mengolok-olok teman dengan sebutan yang tidak baik.
  1. Bullying Fisik, Bullying fisik lebih mudah untuk dikenal daripada verbal, contoh yang sering terjadi disekolah adalah kekarasan fisik yang menimbulkan luka seperti pemukulan terhadap korban dan lain sebagainya.
  2. Bullying Seksual, Kasus ini merupakan perundungan yang paling mengerikan bagi korban. Tindakan tak senonoh seperti tindakan menyentuh bagian tubuh terlarang terhadap lawan jenis hingga penipuan.

Mengatasi bullying di sekolah :

  • Pendidik harus tegas dalam memberikan sanksi terhadap pelaku bullying.
  • Minimalkan kasus bullying dengan menerapkan budaya saling menghormati dan menghargai terhadap siapapun.
  • Jalin kerjasama dengan walimurid untuk sama-sama berikrar tidak melakukan bullying kapan pun, dimana pun dan dengan siapa pun.

Guru harus selalu memberikan edukasi dampak bullying terhadap peserta didik agar kasus ini tidak muncul di sekolah. Guru juga harus menjadi insan tauladan yang memberikan contoh positif kepada peserta didik. Lingkungan sekolah yang kondusif sangat berperan dalam meminimalisir adanya bullying seperti SD Negeri Sumowono , dimana peserta didik dan guru saling bahu membahu menjalin hubungan positif sebagai keluarga besar.

Penulis, Angger Tri Ardianto, S.Pd. Guru SD Negeri Sumowono, Kec. Sumowono Kab. Semarang-Jawa Tengah

Related posts