Merdeka Belajar : Menggambar Asyik, Guru Nyaman Anakpun Senang Prestasi Gemilang, Melalui Metode Games & Contextual Demonstration.

Kegiatan Belajar di TK Muslimat NU Diponegoro 93 Cipete, Banyumas – Jawa Tengah

RadarJateng.com, Pendidikan – MERDEKA BELAJAR SEJAK USIA DINI, Anak merupakan aset keberlanjutan bangsa yang menjadi motor penggerak kemajuan bangsa Indonesia, oleh sebab itu proses menemukan konsep dan metode belajar yang optimal kepada anak-anak tanpa menghilangkan nilai dan tujuan dari pendidikan maka perlu adanya terobosan pergeseran paradigma pembelajaran sejak dini demi terus menerus mencari formula yang tepat untuk memberikan pendidikan yang nyaman dan menyenangkan kepada anak bangsa.

Momentum adanya Covid-19 yang melanda seluruh dunia, Indonesia tidak patah untuk melahirkan solusi terhadap kondisi yang melumpuhkan ekonomi dan proses pembelajaran di Indonesia. Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Merespon hal tersebut, dengan mengeluarkan kebijakan terkait dengan merderka belajar salah satunya Keputusan Menristek Dikti No. 56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam
rangka pemulihan pembelajaran (Kurikulum Merdeka) yang sekarang telah diperbaruhi melalui Nomor 262/M/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Selanjutnya Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengan dan beberapa kebijakan lainnya.

KONDISI DAN IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR

Read More

Dilansir dari media pusat informasi guru kemdikbud tahun 2023. Sejak Tahun Ajaran 2021/2022 Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan di hampir 2500 sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP) dan 901 SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) sebagai bagian dari pembelajaran dengan paradigma baru. Kurikulum ini diterapkan mulai dari TK-B, SD & SDLB kelas I dan IV, SMP & SMPLB kelas VII, SMA & SMALB dan SMK kelas X. Mulai Tahun Ajaran 2022/2023 satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing mulai TK-B kelas I, IV, VII, dan X. Pemerintah menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahap kesiapan dirinya untuk menggunakan Kurikulum Merdeka.  Tiga pilihan implementasi Kurikulum Merdeka untuk satuan pendidikan yang memilih menggunakan Kurikulum Merdeka pada tahun 2023/2024 yaitu1) Mandiri Belajar artinya prinsip Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaan pembelajaran dan asesmen tetap menggunakan kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan; 2) Mandiri Berubah, dengan Menggunakan Kurikulum Merdeka dalam pengembangan kurikulum satuan pendidikannya dan menerapkannya dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen. 3) Mandiri Berbagi Menggunakan Kurikulum Merdeka dengan komitmen untuk membagikan praktik-praktik baiknya kepada satuan pendidikan lain.

PRINSIP PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Prinsip Merdeka Belajar dalam pendidikan anak usia dini. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, Merdeka Belajar itu adalah Merdeka Bermain. Karena bermain adalah belajar. Dengan belajar sambil bermain maka anak memiliki potensi untuk memiliki keberanian untuk bereksperimen terhadap sesuatu yang anak senangkan. Dengan metode belajar sambil bermain dan pengulangan -pengulangan terhadap materi Pembelajaran akan mampu meningkatkan produktiftas keterampilan berfikir kritis bagi anak sejak dini. Hal ini disebabkan mentalitas atas tidak tertekan secara psyikis sejak dini.

Harapan dalam proses perubahan pembelajaran merdeka belajar ini tentu semangat yang akan dibangun ialah sejak dini anak menemukan karakter, skill, potensi lain yang ada dalam diri anak yang dipadukan dengan kondisi kemajuan teknologi saat ini lebih spekulatif tapi dengan metode dan sistematis dalam dimensi belajar anak sambal bermain tentu prestasi gemilang. Konsep ini adalah memberi pintu luaran untuk anak dan orangtua mengetahui kemampuan anak sejak dini sehingga kelak ketika melanjutkan Pendidikan dijenjang selanjutnya sangat membantu memudahkan Guru atau pendidik untuk mengembangkan potensi dan bakat tersebut.

Faktor lain dalam kemerdekaan anak pada proses pembelajaran yaitu sangat kontekstual, dan budaya peserta didik, Pengajar (Guru) yang peduli dan responsif, serta melibatkan orang tua sebagai penanggungjawab perkembangan anak,  lingkungan masyarakat yang mampu memberikan wadah bermain anak, dan Pembelajaran harus berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan pada anak.

Kegiatan menggambar bersama di TK Muslimat NU Diponegoro 93 Cipete, Banyumas – Jawa Tengah

MENGGAMBAR ASYIK DAN BERMAIN CARA EFEKTIF ANAK BELAJAR SEJAK DINI

Kata bermain-belajar maksudnya bagi anak, bermain adalah belajar. Salah satu bagian penting dari syarat terbangunnya CP dalam proses pembelajaran untuk anak usia dini, yaitu dengan mempertimbangkan tingkat pencapaian peserta didik, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakter dan perkembangan mereka. Prinsip tersebut menggambarkan pentingnya guru memahami tentang bagaimana anak belajar. Bermain adalah cara anak belajar.

Menggambar adalah kegiatan yang di sering dilakukan anak usia dini, karena menggambar merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Namun tidak semua anak mampu menuangkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Rata-rata dikarenakan imajinasi mereka belum muncul atau imajinasi mereka tinggi namun mereka ragu-ragu, bingung dan takut salah, ketika akan menuangkan idenya pada kertas gambar. Sehingga untuk meningkatkan kreativitas dan daya imajinasi tersebut, peranan orang tua atau guru sangat penting untuk menstimulus kemampuan anak-anak.

Menurut Affandi menggambar adalah perwujudan bayangan angan-angan atau suatu pernyataan perasaan atau ekspresi dan pikiran yang di inginkan, perwujudan tersebut dapat berupa tiruan objek atau fantasi yang lengkap dengan garis, bidang, warna dan tekstur sederhana (dikutip pada tanggal 20 oktober 2022 dari https://www.liputan6.com/read/hot/4710432/pengertian-menggambar-objek-unsur-dan-komposisi-menurut-para-ahli). Sedangkan menurut F.D.K Ching menggambar adalah kegiatan mewujudkan persepsi atau serapan visual dalam media gambar. Perwujudan menggambar secara grafis mirip dengan objek lain. (dikutip pada tanggal 20 oktober 2022 dari https://stellamariscollege.org/menggambar/).

Menggambar bagi anak tidak hanya dapat meningkatkan apek perkembangan motorik anak khususnya motorik halus, namun menggambar juga dapat meningkatkan aspek perkembangan anak usia dini lainnya seperti aspek bahasa, kognitif, sosial emosional, dan nilai moral agama. Meskipun menggambar terlihat hanya untuk bersenang-senang namun sebenarnya menggambar dapat memberikan segudang manfaat bagi anak usia dini. Manfaat menggambar sebagai media mengungkapkan perasaan atau emosi, kita dapat melihat apa yang sedang dirasakan anak, apakah sedih, gembira atau marah. Melalui menggambar hambatan pada anak didik yang memiliki kesulitan dalam menyampaikan emosi atau pesan secara verbal dapat tersampaikan. Keberanian dan rasa percaya diri anak saat menceritakan hasil gambar serta kemandirian anak akan berkembang.

Berdasarkan proses dan hasil pembelajaran kegiatan menggambar anak-anak di TK MNU Diponegoro 93 Cipete Kecamatan Cilongok yang masih rendah, dimana saat pembelajaran menggambar masih banyak yang terlihat ragu-ragu, bingung bahkan ada yang lari-lari di dalam kelas. Akhirnya penulis melakukan penelitian bahwa menggambar itu asyik dan menyenangkan yaitu melalui Metode Contextual Demonstration (CDM). Metode CDM adalah perpaduan pembelajaran contextual dan metode demonstrasi yang dapat menstimulus semua aspek perkembangan anak. Penerapan metode CDM ini dilakukan dengan membuat keterkaitan bermakna yang anak-anak peroleh saat guru melakukan apersepsi pembelajaran dan di praktekan bersama dengan guru sebagai demonstrator.

Penggunaan metode CDM saat pembelajaran menggambar serta peranan guru dalam proses kegiatan belajar merupakan prioritas penting menunjang keberhasilan sebuah pembelajaran, sehingga seorang guru harus bisa menjadi fasilitator dan mediator bagi anak. Pendampingan dan pemberian stakeholder bagi anak yang membutuhkan saat proses kegiatan menggambar juga akan mempengaruhi berhasil tidaknya kemampuan anak berkembang dan meningkat. Kelebihan metode CDM adalah anak memperoleh pengalaman belajar yang konkret atau nyata tentang sebuah objek baik dari bentuk, ukuran, warna dan tekstur. Dapat meningkatkan mindset anak bahwa menggambar merupakan kegiatan asyik dan menyenangkan sehingga minat dan motivasi belajar menggambar anak meningkat. Penggunaan metode CDM juga dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan hasil belajar anak karena anak mengetahui jalan prosesnya.

Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukan bahwa penerapan metode CDM dapat meningkatkan kemampuan kreativitas menggambar baik proses maupun hasil. Dengan menggunakan metode CDM pembelajaran di dalam kelas lebih terarah dan kondusif karena anak tidak lagi ramai berteriak-teriak karena mengalami kesulitan menggambar. Anak juga lebih fokus mengikuti kegiatan menggambar dan tidak lari-lari lagi di di dalam kelas. Selain itu anak juga berani, percaya diri serta lancar menceritakan dengan baik tentang gambarnya. Harapan peneliti kedepannya saat ada kegiatan menggambar pada tingkat pendidikan dasar, anak tidak lagi kesulitan menuangkan ide dan kreativitasnya.

Pesan utama, Anak adalah Aset Bangsa yang menjadi GENERASI EMAS di Masanya. Perhatian dan kepedulian terhadap Anak adalah Tanggungjawab bersama: Orangtua, Guru dan Pengambil Kebijakan.

SEBAB SEMUA ANAK ADALAH ANAK KITA BERSAMA.

Oleh, Suciati, S.Pd Guru TK Muslimat NU Diponegoro 93 Cipete, Banyumas – Jawa Tengah

Related posts