Rencana Manusia dan Rencana Allah

rencana manusia dan rencana Allah
rencana manusia dan rencana Allah

Rencana manusia itu terbatas, cacat, dan tak pasti . Manusia berencana tetapi ia tak tahu sampai kapan ia hidup, bagaimana jika ia berencana tetapi ajal mendahuluinya sebelum sebuah rencana tersebut dapat di laksanakan. jika manusia hanya berpegang teguh kepada rencananya saja tanpa ia menyandarkan rencana kepada Allah SWT , maka rencana manusia tersebut akan sia-sia bahkan bisa hancur , di sebabkan oleh banyak hal Allahlah sebaik-baik perencana , dan Dialah yang menentukan rencana manusia . Banyak kisah-kisah di Al-Qur’an, hadist maupun sejarah Islam yang dapat kita ambil hikmahnya. Seperti kisah Nabi Yusuf dengan ayahnya nabi ya’qub, kisah nabi Musa dengan nabi khidir, kisah panglima penakluk konstantinopel yaitu Sultan Al Fatih , yang ketika itu sudah 19 tahun beliau menduduki konstantinopel selanjutnya ingin menaklukkan kota Roma, tetapi qadarullah beliau wafat terlebih dahulu, kita dapat lihat bahwasannya rencana manusia itu terbatas dan tidak pasti. Masih banyak kisah kisah inspiratif lainnya yang bisa kita ambil pelajarannya.

Selanjutnya Dapat kita ambil pengertian bahwasannya rencana manusia tanpa di sandarkan kepada Allah SWT adalah sia-sia, maksudnya Kita boleh berencana asalkan rencana tersebut kita yakini bahwasannya Allah lah sebagai penentu , rencana kita ini sesuai dengan koridor syariat yang ada, dan Allah ridho dengan rencana kita. Jadi rencana disini bisa kita artikan dengan sebuah langkah , sebuah amalan yang kita lakukan sekarang maupun yang akan kita lakukan mendatang .

Kemudian yang selanjutnya tak bisa di pungkiri bahwasannya manusia merupakan makhluk hidup yang paling sempurna, di dalam surat Attin ayat 4 yang berbunyi :

Read More

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

Artinya :
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

Manusia di berikan akal untuk berpikir mana yang baik dan mana yang buruk, manusia di berikan akal untuk berencana agar manusia lebih berhati-hati dan berwaspada terhadap hal yang akan terjadi kedepannya. Allahpun telah mempunyai rencana dan ketetapan, jika manusia hanya berdiam saja dan bermalas-malasan dengan tidak di imbangi dengan usaha dan rencana dari manusia itu sendiri maka manusia tersebut justru tidak memanfaatkan akalnya dengan baik. Sebagai contoh akhir dari kehidupan kita di akhirat nanti akan ada surga dan neraka , maka sebagai manusia yang berakal seyogyanya ia berusaha, berencana agar kedepannya ia melakukan suatu amalan yang bisa mendekatkan ia dengan surga, dan menjauhi amalan yang mendekatkan ia dengan neraka. Tetapi rencana manusia tersebut hanya terbatas karena akal yang ia miliki juga terbatas.

Rencana Allah dan rencana manusia ini memiliki keterkaitan, walaupun tidak sebanding dan jelas berbeda, rencana Allah itu terbaik, pasti, dan sempurna, Seperti yang di jelaskan dalam firman-Nya dan hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya :

– …..Dan ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku(Qs. Al ahzab: 38)
– Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.(QS. Qamar: 49)
– “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.” (QS.at Taubah : 51
– Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (QS. An Nahl: 61)
– {…….Sungguh, Allah tidak menyalahi janji.} {Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya}.( QS Ali Imron : 9, 54)
– Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim).

Rencana Allah dan rencana Manusia memiliki keterkaitan, keterkaitan yang bagaimana? Rencana Allah pasti akan terjadi dan itu yang terbaik, manusia juga harus memiliki rencana sebagai bentuk syukur terhadap akal yang telah di berikan oleh Allah SWT dan dengan akal dan hati yang ikhlas kita harus menerima hasil yang telah di takdirnya Allah. Manusia yang sedang berencana harus yakin bahwasannya rencana Allah adalah yang terbaik, rencana Allah itu tetap akan terjadi walaupun manusia berencana sebaik apapun untuk menolak yang di kehendaki-Nya, rencana manusia belum tentu terjadi, sedangkan rencana dan ketetapan Allah itu pasti akan terjadi. Dalam menanggapi rencana manusia dan rencana Tuhan kita memerlukan keimanan yang kuat, terutama iman kita terhadap qadha dan qadar karena Seluruh rencana yang kita miliki pasti berkaitan dengan Qada dan Qadar Allah SWT .

Kemudian dalam menanggapi hal ini kita dapat mengambil sebuah hikmah dan pelajaran yang berharga, pertama Bahwasannya kita di tuntut untuk selalu meningkatkan keimanan & ketaqwaan kita, memperdalam pengetahuan kita tentang Allah, Rasul dan agama Islam ,terutama ilmu mengenai Aqidah dan Tauhid , dengan meningkatkan iman dan takwa ini, kita akan lebih menyandarkan rencana kita kepada Allah SWT, kita tidak akan takut dengan rencana manusia yang jahat kepada kita, jahat kepada umat muslim dan dengan iman ini kita akan semakin haqqul yakin bahwasannya rencana Allah yang terbaik dan kita di berikan jalan keluar yang terbaik. Dengan pengetahuan, ilmu yang mencukupi kita juga akan di mudahkan dalam segala permasalahan yang ada

kemudian yang kedua Kita harus bersabar terhadap ketetapan Allah SWT, dan percaya seyakin-yakinnya bahwa takdir Allah adalah yang terbaik, tidak berlarut dalam kegundahan bahwasannya rencana kita tidak sesuai dengan Rencana Allah SWT. Allah berfirman :

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Jika kita berpegang teguh dengan ayat di atas apa yang kita inginkan dan rencanakan belum tentu baik bagi kita, begitu pula sebaliknya. Pada intinya pemberian Allahlah yang terbaik karena Allah lebih mengetahui tentang kondisi diri kita daripada diri kita sendiri.

Yang ketiga , marilah kita Menjadi manusia yang semangat dan optimis kedepannya, selalu siap dalam kemungkinan hal yang akan terjadi, menjadi manusia yang terbaik yaitu dengan menjadi manusia yang bermanfaat bagi yang lain, dan menjadi manusia yang istimewa di mata Allah SWT .
Semoga dengan ketiga point di atas kita bisa menjadi manusia yang selalu ridho dengan ketetapan Allah dan Allahpun ridho terhadap kita .

آمين يارب العالمين

Related posts